Hasil manager meeting pada Kongres Tahunan PSSI di Surabaya 27 Desember lalu memutuskan bahwa kompetisi divisi utama bakal terbagi ke dalam delapan grup. Dengan jumlah peserta mencapai 64-66 klub, maka kemungkinan besar satu grup akan diikuti oleh delapan klub. Jika pembagian grup didasarkan letak geografis, maka akan terjadi persaingan yang sengit antara klub asal Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Pelatih Kepala PSMS Edi Syahputra mengatakan bahwa kondisi ini akan menjadi persaingan di antara dua provinsi paling Barat Indonesia Aceh dan Sumut. "Kalau boleh diibaratkan ini seperti perang antara klub Aceh dan Sumut. Apalagi kedua daerah sama-sama memiliki empat klub. Setiap klub juga sudah saling mengenal permainan masing-masing," katanya saat berbincang dengan Tribun Medan (Tribunnews.com Network) di Medan, Kamis (30/1/2014).
Sementara itu mengenai karakter permainan, Edi melihat bahwa semua klub memiliki ciri permainan yang nyaris sama. "Kalau karakter permainan mungkin tak jauh berbeda. Karena beberapa pemain mungkin sudah saling mengenal satu sama lain. Beberapa pemain asal Aceh bermain untuk tim Sumut. Sebaliknya, beberapa pemain asal Sumut bermain untuk tim Aceh," ucapnya. Ini memungkinkan setiap tim bisa saling saling mendikte kekuatan lawan.
Pelatih berlisensi A Nasional tersebut mengatakan bahwa perbedaan yang paling mendasar antara tim asal Aceh dan Sumut adalah mengenai fanatisme. Edi menyebut bahwa suporter Aceh dan Sumut memiliki gaya yang cukup berbeda dalam mendukung timnya masing-masing.
"Kalau yang saya lihat suporter Sumut ini cukup unik. Mereka tak pernah menuntut timnya harus selalu menang kalau memang permainan timnya tak bagus. Tapi kalau suporter di Aceh berbeda. Mereka selalu menuntut timnya untuk selalu menang," katanya menilai.
Dalam regulasi divisi utama musim ini, hanya satu tim terbaik yang akan lolos ke babak delapan besar untuk kemudian menentukan dua tiket promosi. Ketentuan ini tentu membuat persaingan di zona grup semakin berat. Edi mengaku bahwa kedelapan tim asal Aceh dan Sumut memiliki kekuatan yang cukup merata. Secara pribadi Edi mengatakan tak ingin PSMS hanya berkompetisi fase grup saja. Melainkan bisa berbuat lebih jauh dan promosi ke kasta tertinggi musim depan.
Eks Pelatih Bintang Medan tersebut mengatakan timnya juga perlu melakukan beberapa uji coba untuk mengasah kemampuan tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut. "Uji coba tetap diperlukan untuk mengukur sejauh mana perkembangan tim. Sekaligus juga untuk mengetahui kemampuan tim lawan. Mungkin bulan Februari nanti kita sudah mulai melakukan uji coba. Namun belum tahu akan melawan asal Sumut atau Aceh," bebernya.
Sementara itu Sekretaris Umum PSMS Julius Raja mengatakan ada sisi positif dan negatif jika pembagian grup nantinya hanya diikuti oleh tim asal Aceh dan Sumut. "Sisi positifnya mungkin kita dapat menghemat biaya. Karena jarak antara Sumut dan Aceh kan cukup terjangkau. Tapi sisi negatifnya hanya ada satu tim yang asal Aceh dan Sumut yang melaju ke babak selanjutnya. Dengan kata lain hanya satu tim yang memungkinkan untuk promosi," katanya mengakhiri.
Home »
Baru
,
Berita
,
Divisi Utama
,
ISL
,
Liga Indonesia
» Perang Aceh vs Sumut Berebut Tiket Promosi ke ISL Musim Depan
Perang Aceh vs Sumut Berebut Tiket Promosi ke ISL Musim Depan
Written By Unknown on Jumat, 31 Januari 2014 | 09.58
Label:
Baru,
Berita,
Divisi Utama,
ISL,
Liga Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar